Sabtu, 20 Desember 2008

Khutbah Kang Said: Islam tak Mengajarkan Teror

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Dr KH Said Agil Siradj MA mengingatkan, ajaran Islam tidak mengenal terorisme. "Islam sangat menghormati nyawa, harta, dan martabat manusia," katanya saat menyampaikan khutbah Idul Adha 1429 H di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, Senin (8/12) kemarin.

Di hadapan ribuan orang jamaah yang memenuhi ruangan masjid raya tersebut, Kang Said, panggilan Akrab Said Agil Siradj menegaskan, perbuatan teror atas nama Islam sama saja dengan mencoreng kesucian Islam itu sendiri.

Dalam khutbahnya, Kang Said menceritakan bagaimana Rasulullah Muhammad SAW membangun masyarakat Kota Yatsrib (Madinah) yang modern, makmur, solid, dan tidak ada diskriminasi antara Muslim dan non Muslim, antara penduduk pendatang dan pribumi.
Dosen pasca sarjana Universitas Indonesia dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu kemudian mengajak umat Islam khususnya di Tanah Air untuk menjaga keutuhan dan kerukunan dalam kehidupan berbangsa.
Menurut dia, Islam mengajarkan umatnya tidak boleh memusuhi, memerangi, apalagi membunuh siapapun, dari etnis dan agama apapun, kecuali orang yang dzalim.
Untuk itu, ia menyebut tiga hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan kerukunan, yakni membangun ukhuwah Islamiyah(persaudaraan Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia).
Penyandang gelar doktor dari Universitas Ummul Qura, Mekkah, itu pada 1994 mengatakan, sudah saatnya umat Islam mengesampingkan hal-hal yang
furu`iyah (parsial) yang hanya menambah fitnah dan pertentangan sesama umat Islam.
"Hal itu hanya menyia-nyiakan waktu dan energi dengan perdebatan yang tidak bermanfaat, yang seharusnya kita gunakan untuk berpikir dan bekerja demi kemajuan dan kemaslahatan umat," kata pria kelahiran Cirebon, 3 Juli 1953 itu.
Perbedaan suku, adat istiadat, agama dan kepercayaan, katanya, merupakan karunia dan amanat Allah SWT yang mesti dijaga.
Kang Said mengajak umat Islam untuk belajar dan melakukan refleksi dari sejarah yang dialami dan diajarkan Rasulullah.
"Kekuatan dan kebesaran Islam tidak didapatkan dengan harta atau lainnya, tetapi kekuatan dan kebesaran itu dapat diraih dan diwujudkan dengan semangat persatuan dan kesatuan," katanya.

(Berita ini diperoleh dari Buntet Online)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebagai alumni kempek, sya bangga dengan Kang Said. Terima kasih ya blognya. keren banget.